1. Pendahuluan
Pengajaran terbalik (reciprocal teaching): suatu prosedur pengajaran yang dikembangkan untuk mengajar siswa belajar strategi-strategi untuk meningkatkan strategi bacaan.
Strateginya adalah meringkas, mengajukan pertanyaan, klarifikasi,dan prediksi. Dimulai dari demonstrasi guru, dialog guru dengan siswa, dialog antar siswa, dan siswa berusaha memahami bacaan mereka sendiri.
2. Kepentingan dan Tujuan Strategi Belajar
Claire W. dan Ricard M. (1986), Pengajaran yang baik meliputi mengajar siswa bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berfikir, dan bagaimana memotivasi diri mereka sendiri.
Pengajaran strategi berlandaskan pada dalil bahwa keberhasilan siswa, sebagian besar bergantung pada kemahiran untuk belajarsecara mandiri dan memonitor belajar mereka sendiri.
3. Pendefinisian Strategi-Strategi Belajar
Strategi-strategi belajar mengacu pada perilaku dan proses-proses berfikir siswa, yang digunakan untuk mempengaruhi apa yang sedang dipelajari atau saat menyelesaikan tugas belajar, termasuk proses-proses memori dan metakognitif. Nama lainnya ialah strategi-strategi kognitif karena lebih dekat pada hasil belajar kognitif daripada tujuan-tujuan belajar.
4. Pebelajar Mandiri (Self-Regulated Learner)
Pebelajar mandiri atau pebelajar independen atau pebelajar strategik dapat melakukan empat hal penting, antara lain:
a. Secara cermat mendiagnose suatu situasi pembelajaran tertentu.
b. Memilih suatu strategi belajar tententu untuk menyelesaikan masalah belajar tertentu yang dihadapi.
c. Memonitor keefektifan strategi tersebut.
d. Cukup termotivasi untuk terlibat sampai masalah tersebut terselesaikan.
B. DUKUNGAN TEORITIK UNTUK PENGAJARAN STRATEGI
1. Pendahuluan
Dukungan teoritik pengajaran strategi datang dari dua sumber teoritik yaitu teori belajar kognitif dan pemrosesan informasi. Pandangan muktahirnya yaitu penting dalam memahami penggunaan strategi belajar karena alasan tiga alasan: 1) Peran penting pengetahuan awal, 2) Jenis-jenis pengetahuan dan perbedaannya, & 3) sistem memori manusia dalam memperoleh pengetahuan.
2. Pentingnya Pengetahuan Awal (Prior Knowledge)
Pengetahuan awal adalah kumpukan pengetahuan dan pengalaman individu yang diperoleh sepanjang hidup mereka (dimiliki hingga saat ini), dan apa yang ia bawa kepada suatu pengalaman belajar baru.
Pengorganisasian awal (advance organizer) merupakan alat pengajaran yang digunakan untuk membantu mengkaitkan bahan-bahan pembelajaran baru dengan pengetahuan awal.
Pengorganisasian awal seharusnya sedikit lebih abstrak daripada isi yang akan diajarkan dan dianjurkan mengandung bahan-bahan yang dikenal atau akrab bagi siswa. Pengorganisasian awal dapat berupa penjelasan verbal, kutipan buku, gambar, atau diagram.
3. Jenis-Jenis Pengetahuan
Psikologi kognitif modern membagi pengetahuan menjadi tiga kategori:
Pengetahuan deklaratif: pengetahuan tentang sesuatu. Contoh: generalisasi, fakta, pendapat, aturan-aturan permainan.
Pengetahuan prosedural: pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Contoh: deklamasi, pidato, membilang, bermain.
Pengetahuan kondisional: pengetahuan tentang kapan & mengapa mengunakan pengetahuan deklaratif dan prosedural. Contoh: kapan mendribel bola.
Guru harus memahami perbedaan tiga jenis pengetahuan tersebut, karena setiap siswa memperoleh pengetahuan itu berbeda-beda caranya sehingga memerlukan pendekatan mengajar yang berbeda pula.
4. Sistem Memori
Pandangan pemrosesan informasi bersandar pada komputer sebagai analogi untuk menjelaskan bagaimana otak bekerja dan untuk menjelaskan bagaimana informasi dikodekan, disimpan, dan dipanggil ulang untuk penggunaan di kemudian hari.
5. Memori Jangka Pendek dan Memori Jangka Panjang
Sistem memori ada dua yaitu memori jangka pendek & memori jangka panjang.
Memori jangka pendek: tempat terjadinya kerja mental sadar
Memori jangka panjang: tempat pengetahuan diorganisasikan dan disimpan.
Proses: Ide-ide atau informasi melalui sistem rangsangan sensori masuk ke register penginderaan. Informasi dipersepsikan dan dicatat ke dalam memori jangka pendek. Informasi lalu dikodekan masuk ke memori jangka panjang.
6. Jaringan Pengetahuan Dan Skemata
Pengetahuan diorganisasikan dan disimpan dalam memori jangka panjang dalam tiga bentuk yaitu proposisi, produksi, jaringan pengetahuan.
Proposisi: unit-unit pengetahuan deklaratif
Produksi: satuan dasar pengetahuan prosedural
Jaringan pengetahuan: gabungan dari kedua unit pengetahuan, secara mental menghubungkan konsep-konsep terkait atau potongan-potongan pengetahuan.
Pengorganisasian awal merupakan salah satu alat mengajar yang digunakan untuk mengaktifkan skemata.
C. JENIS-JENIS STRATEGI BELAJAR
1. Strategi-Strategi Mengulang (Rehearsal Strategies)
Strategi-strategi mengulang membantu memindahkan pembelajaran dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang (proses pengkodean), namun tidak membantu membuat bermakna informasi baru tersebut.
Strategi ini ada 2 yaitu:
a. Mengulang sederhana (role rehearsal): strategi mengulang paling dasar, yaitu mengulang-ulang informasi hafalan dengan keras atau pelan (verbal).
b. Mengulang kompleks (complex rehearsal): penambahan sesuatu yang bermakna pada strategi mengulang sederhana. Contoh strategi ini adalah menggarisbawahi kata kunci dan membuat catatan pinggir.
2. Menggarisbawahi
Menggarisbawahi ide-ide kunci dari suatu teks merupakan teknik yang banyak dipakai oleh mahasiswa, karena dituntut belajar lebih banyak.
Keuntungan atau keunggulan:
a. Membuat pengulangan atau hafalan lebih cepat dan lebih efisien.
b. Proses memilih teks, membantu menghubungkan informasi baru dan lama.
3. Membuat Catatan Pinggir
Dengan membuat catatan-catatan pinggir, informasi baru menjadi bermakna.
Strategi mengulang kompleks membantu siswa memperhatikan infomasi baru spesifik dan membantu pengkodean.
Jenis-jenis catatan pinggir (catatan lain): 1) Menandai definisi, 2) Melingkari kata-kata yang tidak diketahui, 3) Menempatkan tanda (*) didekat ide penting, 4) Menandai kemungkinan yang akan keluar ulangan, 5) Memberi nomor daftar, 6) Catatan pada kalimat yang membingungkan, 7) Menandai pernyataan rangkuman, 8) Catatan persamaan.
4. Strategi-Strategi Elaborasi
Strategi-strategi elaborasi merupakan kategori strategi belajar kedua, yaitu proses menambah rincian sehingga informasi baru akan lebih bermakna.
Strategi ini membantu pemindahan informasi baru dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang dengan menciptakan gabungan dan hubungan antara informasi baru dan apa yang diketahui.
Strategi elaborasi yang sering digunakan ialah pembuatan catatan, penggunaan analogi, dan metode PQ4R.
5. Pembuatan Catatan
Sejumlah besar informasi dari guru melalui presentasi dan demonstrasi, Pembuatan catatan membantu siswa dalam mempelajari informasi secara singkat, padat, serta menyimpan informasi itu untuk ulangan dan dihafal kelak.
Saran Kiewra (1989): gunakan pembuatan catatan secara matriks sebagai salah satu cara pengorganisasian dan pembuatan perbandingan informasi kompleks
6. Analogi
Analogi adalah perbandingan yang dibuat untuk menunjukkan kesamaaan antara ciri-ciri pokok suatu benda atau ide-ide, selain ciri-ciri itu seluruh cirinya yang lain berbeda, seperti analogi jantung dengan pompa.
7. PQ4R
Metode PQ4R membantu siswa mengingat apa yang dibaca.
Langkah-langkah sesuai dengan singkatannya adalah
P - Preview: baca selintas dengan cepat, perhatikan judul dan topik utama.
Q - Question: dalami judul dan topik utama lalu buat pertanyaan.
R - Read: baca keseluruhan dan cari jawaban atas pertanyaan.
R - Reflect: lakukan refleksi sambil membaca.
R - Recite: jawab pertanyaan dengan bersuara tanpa membuka buku.
R - Review: ulang kembali seluruh bacaan dan jawaban pertanyaan.
8. Strategi-Strategi Organisasi
Strategi-strategi organisasi dapat terdiri dari pengelompokan ulang ide-ide atau istilah-istilah atau membagi ide-ide atau istilah-istilah dari sekumpulan informasi yang lebih besar menjadi subset yang lebih kecil. Contoh strategi organisasi yang umum adalah outlining, mapping, dan mnemonics.
9. Outlining
Outlining atau membuat kerangka garis besar, siswa belajar menghubungkan berbagai macam topik atau ide dengan beberapa ide utama.
10. Mapping
Mapping atau pemetaan konsep, dilakukan dengan membuat sajian visual atau diagram tentang bagaimana ide-ide penting atas suatu topik tertentu dihubungkan satu sama lain.
Langkah-langkah yang umum: 1) Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi konsep, 2) Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama, 3) Tempatkan ideutama di tengah atau di puncak peta, dan 4) Kelompokkan ide-ide sekunder disekeliling ide utama yang secara visual menunjukkan hubungan ide tersebut dengan ide utama.
11. Mnemonics
Pada dasarnya mnemonic berhubungan dengan teknik atau strategi untuk membantu ingatan dengan membentuk asosiasi yang secara alamiah tidak ada.
Chunking atau pemotongan yaitu membagi suatu angka menjadi beberapa kelompok atau potongan angka sehingga lebih mudah diingat. Contoh mengingat nomer HP 081254809910, menjadi 0812 54 80 99 10
Akronim yaitu perwakilan huruf pertama dari tiap kata dalam deretan kata. Contoh pipolondo berarti ping = kali, poro = bagi, lan = jumlah, sudo = kurang.
Kata berkait (link word) yaitu menciptakan gambaran mental yang mengkaitkan suatu kata Inggris yang telah dikenal dengan bahasa asing yang belum dikenal.
12. Strategi-Strategi Metakognitif
Metakognisi berhubungan dengna berfikir mereka sendiri dan kemampuan mereka menggunakan strategi-strategi belajar tertentu dengan tepat.
Para ahli sependapat bahwa metakognisi memiliki dua komponen yaitu pengetahuan tentang kognisi dan mekanisme pengendalian-diri seperti pengendalian dan monitoring kognitif.
D. MENGAJARKAN STRATEGI-STRATEGI BELAJAR
1. Pemilihan Strategi-Strategi Belajar Untuk Mengajar
Jika guru mengajarkan pelajaran akademik atau mengembangkan pembelajaran mandiri, maka siswa harus memiliki keterampilan kognitif dan metakognitif.
Siswa Sekolah Dasar dapat diajarkan strategi-strategi khas seperti membuat kerangka garis besar, teknik mnemonic, dan PQ4R.
Siswa Sekolah Menengah dapat diajar bagaimana sistem memori bekerja dan strategi-strategi belajar tingkat lanjut seperti pembuatan catatan, menggunakan catatan pinggir, dan pemotongan.
Siswa pada tiap usia seharusnya diperkenalkan strategi-strategi organisasi seperti membuat peta konsep dan kerangka garis besar.
Mulai dari awal Sekolah Dasar, siswa seharusnya juga diajarkan bagaimana melakukan refleksi terhadap proses metakognitif mereka.
2. Pemilihan Suatu Pendekatan Pengajaran
Proses mengajarkan kepada siswa strategi-strategi belajar telah diteliti secara mendalam. Strategi-strategi belajar dapat diajarkan dengan menggunakan dua pendekatan utama yaitu pengajaran langsung dan pengajaran terbalik.
3. Pengajaran Langsung
Pembelajaran langsung menghendaki guru memberikan informasi latar belakang, mendemonstrasikan keterampilan, dan menyediakan waktu bagi siswa untuk latihan keterampilan tersebut dan menerima umpan balik.
Langkah-langkah pengajaran langsung yang khas:
a. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
b. Jelaskan dan demonstrasikan suatu strategi belajar tertentu.
c. Berikan kesempatan untuk latihan terbimbing.
d. Memeriksa pemahaman dan memberi umpan balik.
e. Sediakan latihan mandiri dan menerapkan ke situasi berbeda.
4. Pengajaran Terbalik
Pengajaran terbalik (resiprocal teaching) menghendaki guru sebagai model dan pembantu daripada penyaji proses belajar. Siswa diajarkan empat strategi pemahaman pengaturan-diri spesifik yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklarifikasian, dan peramalan.
E. LINGKUNGAN PEMBELAJARAN DAN PENGELOLAAN TUGAS
1. Penciptaan Lingkungan Pembelajaran Yang Kaya
Suatu lingkungan belajar yang kaya meningkatkan pembelajaran mandiri dan mengatur diri-sendiri. Papan peraga dan buletin yang menarik menyebabkan munculnya keingintahuan dan cocok sebagai motivator untuk penyelidikan mandiri. Akan lebih bermanfaat jika guru menyediakan sejumlah besar bahan dan pasokan yang dapat diakses bagi kebutuhan sisw a.
Guru yang efektif akan memperagakan hasil karya siswa dan mendorong siswa untuk memperagakan hasil karya mereka sendiri saat mereka berpendapat mereka telah melakukan suatu pekerjaan dengan baik.
2. Penekanan Pentingnya Belajar Dengan Pengendalian Diri Sendiri
Guru yang efektif tidak akan berhenti mengingatkan siswa bahwa pelajaran memiliki dua tujuan yaitu perolehan isi atau keterampilan yang diajarkan dan penguasaan strategi-strategi kognitif dan metakognitif yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas pembelajaran.
Guru hendaknya mengkomunikasikan kepada siswa manfaat yang diperoleh dari belajar dengan pengendalian-diri dan mendorongnya untuk menjadi pebelajar mandiri. Bila mungkin, guru hendaknya memperbolehkan siswa menjalankan kelas mereka sendiri dan terlibat dalam kegiatan tutor sebaya.
3. Penggunaan Piranti Pemeroleh-Perhatian
Guru yang efektif menggunakan berbagai macam strategi untuk menarik dan mempertahankan perhatian siswa, karena informasi yang diterima indera siswa bersaing dengan rangsangan lain untuk mendapat perhatian.
Guru menggunakan piranti perolehan-perhatian seperti peragaan visual, demonstrasi, dan cerita-cerita menarik, sebagai sarana untuk membantu siswa siap belajar.
4. Pengelolaan Pekerjaan Kelas, Pekerjaan Rumah, Dan Tugas-Tugas Lain
Sebagian besar (50%) waktu siswa di sekolah digunakan untuk belajar mandiri, dan banyak sekolah memberikan siswa pekerjaan rumah secara teratur.
Pekerjaan kelas (seatwork): belajar mandiri di sekolah. Panduan: 1) Latihan materi yang telah diajarkan, 2) Bahannya tersedia, 3) Alasan dan manfaat jelas, 4) Instruksi jelas, 5) Monitoring hingga pekerjaan tuntas.
Pekerjaan rumah merupakan kelanjutan latihan, bukan persiapan materi baru.
Panduan pekerjaan rumah: 1) Siswa dapat menyelesaikan latihan, 2) Sarana untuk melatih dan memonitor strategi-strategi kognitif, 3) Orangtua perlu diinformasikan dan terlibat, 4) Ada umpan balik.
5. Petunjuk-Petunjuk Umum Dalam Pemberian Tugas
Tidak memandang apakah suatu tugas harus dikerjakan sebagai pekerjaan kelas atau pekerjaan rumah, empat prinsip berikut ini akan membantu siswa dalam perjalanan mereka menjadi pebelajar mandiri yang efektif, yaitu:
a. Membuat tugas bermakna, jelas, dan menentang.
b. Menganekaragamkan tugas-tugas.
c. Menaruh perhatian pada tingkat kesulitan.
d. Memonitor kemajuan siswa.
Penilaian strategi-strategi belajar hendaknya terdiri dari pengecekan apakah siswa memiliki pengetahuan deklaratif, prosedural, dan kondisional.
Pengetahuan deklaratif dan konsisional menggunakan tes kertas-pensil, sedangkan pengetahuan prosedural menggunakan tes konerja.
Bang saya Yunan Ihsanuddin dr mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang boleh minta referensi dr tulisan yg abang post. Jika ada mohon dibagi ke saya bang buat kepentingan tulisan ilmiah saya bang. Trimz bang
BalasHapus